Sabtu, 06 Desember 2014

INTRODUCTION

Sudah cukup lama gue nggak ngeposting di blog ini dikarenakan jadwal kuliah dan tugas yang menumpuk. Gue mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini. Jadi, agar kita bisa menjadi lebih akrab, alangkah indahnya kita saling mengenal satu sama lain.

Oke, sejak lahir nama yang tertera di akte kelahiran gue adalah:
           
“Zaky Al-ikhsan Budiman”

Heh, bagus, kan? Kedua orang tua gue mempunyai alasan kenapa gue dikasih nama seperti itu. Mungkin teman-teman semua bertanya apa arti dari nama gue. Oke, kita check aja satu per satu.

Zaky = Cerdas
Al-ikhsan = Manusia
Budiman = Berbudi, Bijaksana

Keren, kan? Ya iyalah!

Nama Budiman sendiri diambil dari nama belakang Ayah gue “Hendri Budiman”. Orang tua gue berharap gue menjadi orang yang sesuai dengan arti nama itu. Jangan terlalu dipuji nanti hidung gue ngambang satu meter. (nutup lubang hidung).

So, untuk mengenal lebih lanjut, gue bakalan kasih tahu semua tentang diri gue dan keluarga gue.

Keluarga gue terdiri dari 5 ekor (orang). Ayah, Ibu, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan. Yah, dengan lima anggota, kami masih hidup satu atap dan bahagia bersama. Dulunya, keluarga gue punya pembantu rumah tangga. gue nggak ingat jumlahnya berapa karena selalu gonta-ganti gitu. Seingat gue, yang paling bertahan lama itu 4 tahun, namanya “Kak Eli”. Ketika gue duduk di bangku kelas 2 SMA Kak Eli menikah dengan laki-laki yang dicintainya dan sudah punya anak. Sekali setahun Kak Eli beserta suami dan anaknya berkunjung ke rumah gue. So, di rumah gue nggak ada pembantu lagi. Lagian kalau gue terus-terusan punya pembantu gue gak bakalan pernah bisa nyetrika sendiri, nyuci sendiri, masak sendiri, bahkan cebok sendiri. Udahlah yang terakhir itu menjijikkan.

            Gue merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Gue lahir di atas kasur salah satu Rumah Sakit di kota Solok pada tanggal 29 September 1993 dengan ciri-ciri kulit sawo matang disertai dengan wajah yang punya tahi lalat di pipi kiri plus tamvan, imut, ngegemesin dan maaaaasih banyak lagi. Ah sudahlah, kalian tengok aja sendiri. gue jamin buat para cewek sekali ngeliat langsung terpesona sambil bilang “WAW”.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 11 Desember 1995, lahir lagi satu jenis spesies makhluk hidup bertipe manusia yang kemudian diberi nama “Oscar Budiman”. dia lahir dengan kulit berwarna putih. gue malas mendiskripsikan semuanya nanti adik gue malah jadi lebih eksis. Bye.

            Waktu kecil, kami berdua kakak beradik yang cukup kompak. Itu terlihat dari foto-foto kenangan masa kecil kami. Dulu, kami sering gelut-gelutan yang ujung-ujungnya terjadi baku hantam di kedua belah pihak. Kalau itu sudah terjadi, Adik gue pasti langsung guling-guling di atas kasur dan merengek-rengek. Alhasil, gue sebagai kakak dituduh sebagai tersangka. Selalu saja gue yang harus ngalah.

Adik gue nggak pernah manggil gue dengan sebutan abang. Tapi, sejak kecil kami saling memanggil dengan nama panggilan yang unik. Adik gue manggil gue “Aki” sedangkan, gue manggil Adik gue “OA” bahkan cuma “A” saja. Aneh dan unik tapi nyata.

Adik gue sangat gampang mabuk. Gue ingat, waktu kecil kami sekeluarga pergi berlibur ke kota Padang untuk mengunjungi sanak saudara. dia muntah di dalam mobil travel yang kami tumpangi. Bokap dan Nyokap gue dimarahi sama sopir travel itu. Sampai sekarang hal itu masih terjadi dan tentunya nggak separah yang dulu, kalau orang semakin dewasa maka daya tahan tubuh juga semakin meningkat. Untungnya dia nggak pernah boker di dalam mobil.

Di samping dia gampang mabuk, adik gue juga terkenal nakal dan sombong. Kakak sepupu gue bilang, hal itu terlihat dari wajahnya. Wajar memang, pasalnya, waktu SD dia sering dimarahi oleh guru. Karena perbuatannya itu orang tua gue terus-terusan dipanggil ke sekolah, hal itu terus berlanjut di tiap semester. Kami yang dulunya kompak sekarang tidak kompak lagi. Itu karena kenakalannya semakin menjadi-jadi. sampai-sampai dia sudah mulai berani nantangin setiap orang untuk berantem.

Di masa SMP, kenakalan adik gue semakin parah bahkan dia dijuluki bintang BK oleh gurunya. Setiap hari, Ada saja tindakan anarkisme yang dilakukannya  mulai dari berkelahi, malakin orang, sampai tawuran antar pelajar. Gue makin khawatir karena kelakuannya bahkan gue sampai kepikiran “Kalau dia dibiarin tawuran bisa-bisa dia bakalan ngebakar orang pake bom molotov”.

Hal itu terus berlanjut sampai duduk di bangku SMA. Gue tahu kalau masa SMA itu adalah masa dimana anak remaja mencari jati diri dan emosinya lagi bergejolak. Semasa bersekolah di SMA 2 Padang, Dia sering cabut ketika pelajaran sedang berlangsung dan sering nggak ngerjain PR. Alhasil, dia tinggal kelas di bangku kelas X, sama seperti gue. Dia mengulang di sekolah yang sama selama satu semester. Di semester dua dia  pindah ke SMA Pertiwi 1 Padang.

 Seiring dengan bertambahnya umur, sifatnya yang begitu nakal sudah mulai turun. Selama duduk di bangku sekolah dengan jurusan IPA, dia tidak pernah mencari masalah di sekolah terkecuali kalau soal belajar. Sebenarnya Oscar mempunyai otak yang lebih pintar dari gue. Bisa dibilang, otaknya mewarisi otak Bokap cuma dia lebih suka mengikuti “Moodnya” dalam belajar.  Jadi, wajar kalau nilainya terus-terusan turun. Sekarang, badan adik gue lebih tinggi bahkan lebih berisi beda dengan gue yang isinya cuma tinggal tulang. Memang, jika adik lebih tinggi dari kakaknya itu adalah penghinaan bagi sang kakak bahkan sang kakak bisa dianggap adik dan yang adik dibilang kakak oleh orang-orang.

Setelah tamat SMA, adik gue melanjutkan pendidikannya di Universitas Telkom Bandung di Fakultas Bisnis Jurusan “Manajemen Bisnis” sama seperti gue yang sekarang juga kuliah di Program Studi yang berlabel “Manajemen” dan tinggal di asrama kampus.

Adik ketiga gue namanya “Adinda Amira Sabrina Budiman”. Hmm, namanya emang kepanjangan. Yah, mau gimana lagi nama belakangnya juga harus diberi embel-embel nama Bokap. Adinda lahir di Rumah Sakit Selaguri di kota Padang tanggal 7 Juni 2003. Warna kulitnya sawo matang dan sifatnya agak mirip dengan anak laki-laki. Semua anggota keluarga memanggil nama Adinda dengan sebutan Adek. Waktu kecil, Adek punya kebiasaan sering pake kompeng dan baru bisa bicara waktu umur 1,5 tahun. Dulunya, Adek sangat bersemangat untuk masuk sekolah karena waktu umur 3 tahun dia sering ngeliat anak-anak TK Mekar Sari yang terletak di depan rumah gue bersekolah dan main bareng bersama teman-teman dengan ceria.

Saking semangatnya, Adek nekat pergi ke sekolah tanpa mendaftar terlebih dahulu dengan bermodalkan baju daster dan tas sekolah. Pada waktu umur 4 tahun, Nyokap gue mendaftarin Adek untuk masuk TK. Tak sampai satu tahun, Adek keluar dari TK Mekar Sari karena teman-temannya yang bandel dan sering bikin dia nangis. Nyokap gue memutuskan untuk mendaftarin dia lagi masuk di sekolah TK yang berbeda yaitu TK Kartika 1-63. Setelah lulus TK, Adek gue bersekolah di SD Nurul Ikhlas. Kalau soal belajar, Adinda memang malas sama seperti Abang-abangnya. Apalagi matematika, setiap belajar matematika pasti otaknya bakalan error karena kebanyakan masuk virus.

Keluarga Bokap gue berasal dari kota Padang Panjang, anggota keluarga beliau kini sudah terpisah jauh. Adik laki-laki beliau tinggal di Jakarta sedangkan Adik perempuan beliau tinggal di Bandung. Gue ingat masa kecil gue waktu itu gue dikasih PS1 sama Adik perempuan ayah gue. Gue manggil dia tante Susi. Tante Susi orangnya kaya dan baik banget. Setiap kali bersilaturahim di hari Raya Idul Fitri gue dikasih THR dengan jumlah yang banyak. Saking banyaknya, gue terpaksa nyimpan semua uang gue di dalam brankas. Tante Susi punya dua orang anak. Nama anak laki-lakinya Yudo dan nama anak perempuannya Nadia.

Karena usia Yudo lebih tua dari gue, gue manggil dia dengan sebutan “Mas”. Mas Yudo orangnya baik dan supel, dia pernah beliin gue oleh-oleh baju kaos merah waktu nginap di hotel The Hills Bukittinggi. Malahan Mas Yudo kepikiran untuk ngasih gue oleh-oleh pesawat tempur tapi gue tolak. Lagian kalau gue dikasih pesawat tempur gue nggak bakalan ngerti cara makenya terus mau diparkirin dimana. Rumah gue kan gak ada bandara.

 Nadia umurnya lebih kecil dari gue. Dia manggil gue dengan sebutan Abang. Nadia mempunyai wajah yang cantik dan juga terkenal pintar di sekolahnya. Yah, bisa dibilang sama pintarnya dengan Oscar dan sama baiknya dengan Mas Yudo. Dia selalu ngajak gue ngobrol dan main bareng setiap kali ketemu. Jadi, kalau lo mau ngelamar Nadia, lo harus berpandai-pandai ngambil hati Nyokapnya.

Kedua orang tua Bokap gue sudah meninggal. Nenek meninggal pada tahun 2001. Itu adalah hal pertama yang gue alami ketika melihat orang di sekitar gue meninggal. Gue benar-benar nggak bisa menahan air mata ketika nenek yang gue sayangi harus meninggalkan kami semua. 13 tahun kemudian, sekitar bulan Februari 2014 Kakek gue pun menyusul Nenek. Beliau meninggal karena penyakit stroke. Sekarang, Bokap gue bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di kota Padang Panjang. Beliau berangkat kerja hari Senin jam 6 pagi lalu pulang hari Jumat. Hal itu beliau lakukan terus-menerus tanpa memperlihatkan rasa lelah dan keluh kesahnya.

Keluarga Nyokap gue berkampung halaman di Talogondan, salah satu desa yang terdapat di kota Pariaman. Sebuah kampung yang sangat tersembunyi dan sangat jauh dari kemajuan teknologi disertai dengan masyarakat yang kurang berpendidikan. Dari zaman Nyokap lahir sampai zaman canggih dan serba ada ini masyarakat di sana tetap tidak berubah.

Kalau diperhatikan, desa tersebut masih agak mirip dengan hutan belantara. Banyak sekali pohon-pohon kelapa yang tumbuh dan disertai lingkungan yang amburadul. Untungnya Nyokap gue menyelesaikan pendidikannya sampai S2 kalau nggak, gue juga bakalan terlahir dan terdidik kayak orang-orang bodoh itu. Saudara ibu gue terdiri dari 8 orang    dan  Ibu gue adalah anak yang terakhir dan cuma ada satu orang saudara laki-laki. Sayangnya, saudara laki-laki beliau sudah meninggal pada tahun 2009 karena kanker. Karena minangkabau terkenal dengan sistem matrilineal (garis keturunan ibu), gue beserta adik-adik gue berkampung di kota Pariaman.

Keluarga gue dulunya hidup migrasi di kota Solok selama tujuh tahun. Gue masuk TK di sana namanya TK Dharmawanita Solok. Gue ingat, keluarga kami selalu berangkat pagi-pagi dari rumah pake motor dinas Bokap. Waktu itu, Adinda masih belum terjun ke dunia ini. Setiap pagi, kami berangkat pake motor dinas. motornya dipaksa langsung naik empat orang. Gue duduk di depan, Bokap gue ngendarain motor, sedangkan Nyokap gue duduk dibelakang sama Oscar. Gue di antar ke sekolah sementara Bokap dan Nyokap gue pergi bekerja sedangkan Oscar ikut dengan Nyokap ke kantor. Setelah tujuh tahun tinggal di sana, kami pindah rumah ke kota Padang dan sempat bermigrasi sebanyak tiga kali. Dan rumah yang ketiga ini adalah rumah yang terakhir yang kami tempati, rumah yang dibelikan Kakek gue sebelum beliau meninggal. Rumahnya mempunyai pekarangan yang luas disertai dengan rerumputan. Di kota ini, gue menghabiskan masa pendidikan mulai dari SD, SMP, SMK hingga duduk di Perguruan Tinggi.

            Nah, sekarang gue bakalan ceritain tentang diri gue.

            Sebagai anak pertama yang sampai sekarang ini masih belum bisa bawa motor, gue dulunya punya kebiasaan menggambar. Waktu kecil, gue sering menggambar pemandangan alam, mobil-mobil, pesawat, helikopter, menggambar di dinding kamar, WC Umum, bahkan sampai menggambar karakter-karakter komik yang gue sukai, salah satunya Naruto. Siapa yang nggak tahu dengan naruto? Naruto adalah salah komik yang paling terfavorit di dunia Otaku. Pertama kali gue baca tuh komik, sangat banyak sekali pelajaran yang gue dapat salah satunya tentang arti seorang teman, gue ngebacanya sampai berulang-ulang dalam satu buku. Karena merasa masih belum puas, gue terus-terusan beli komik naruto sampai buku yang ke empat puluh. Seiring berkembangnya teknologi, gue nggak perlu lagi ngeluarin uang untuk beli komik ke gramedia. Tinggal searching aja di google setiap minggu. Malahan chapternya sudah lebih jauh dari buku yang gue beli.

            Komik yang gue suka bukan cuma Naruto, gue dulu juga sering baca komik-komik jepang lainnya seperti doraemon, wan one piece, dragon ball, the pitcher, dan masih banyak lagi komik yang nggak bisa gue sebutin satu per satu. Setelah memasuki bangku SMP, gue mulai mencoba membaca buku novel karangan Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi. Tak butuh waktu lama gue langsung merasa bosan aja baca novel. Itu karena gue terbiasa membaca buku yang banyak gambar dan nggak kebanyakan teks.

Ketika gue duduk di bangku SMA, gue coba lagi membaca novel. Novel yang paling bikin kepala gue selalu bekerja itu adalah “Novel Sherlock Holmes” karangan Sir Arthur Conan Doyle yang judulnya “Sign Of Four, Misteri Harta Karun Agra. Ketika gue baca tuh novel gue benar-benar merasa kagum dengan kejeniusan Sherlock Holmes yang dengan mudahnya memecahkan setiap kasus sulit. Tak heran memang, buku yang ditulis langsung oleh Dr. John Watson sebagai pelaku utama orang ketiga ini masih diapresiasi oleh banyak orang sampai zaman sekarang. Setelah memasuki zaman perkuliahan, gue terus-terusan beli novel sherlock holmes yang baru. Lalu, gue juga baca novel fiksi lain salah satunya “Assassin Creed”, buku yang bikin gue benar-benar terhipnotis dan juga bikin gue terbawa dalam dunia imajinasi.

Gue juga suka memainkan alat musik. Kenapa? Karena musik bikin diri gue benar-benar hidup. Selain itu, musik juga bisa menghilangkan rasa stress yang ada di otak. Gue nggak mau hanya menjadi penikmat maupun penonton dalam dunia musik. Gue juga harus bisa memainkan alat musik. Waktu kelas 4 SD, Nyokap gue membeli keyboard dari Jakarta. Kedua orang tua gue buta akan musik jadi, gue belajar otodidak saja. Alhasil, gue bisa memainkan salah satu karya seorang komposer musik asal Jerman, Fur Elise ciptaan Ludwig van Beethoven. Gue maininnya berulang-ulang, gue neken tombol keyboardnya pake jari tangan, jari kaki, bahkan pake lidah. (najis).

Alat musik yang bisa gue mainin bukan cuma keyboard aja. Gue juga bisa mainin gitar. Gue mulai tertarik belajar gitar waktu SMP. Kenapa tertarik? Karena  gue terinspirasi sama teman-teman SMP gue yang jago main gitar. Gue minta beliin gitar sama Bokap lalu belajar secara otodidak dengan membaca buku panduan belajar gitar. Lagu pertama yang gue pelajari “The Changcuters-I Love You Bibeh”.

Ketika duduk di bangku SMA, gue yang sudah lancar main gitar punya keinginan untuk bikin band. Selain ingin punya, gue dilema antara 2 pilihan, masuk MAN 2 PADANG atau SMK N 6 PADANG. gue yang ingin punya pengalaman untuk bermain musik juga berbentur dengan keinginan gue yang ingin masuk SMK N 6 PADANG dengan jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) namun, orang tua gue nggak mengizinkan gue masuk jurusan TKJ. Bokap gue bilang “kamu boleh masuk sekolah di SMK N 6 PADANG, tapi bukan jurusan TKJ, jurusan yang harus kamu ambil “ Akomodasi Perhotelan”. gue bingung mau pilih yang mana di antara kedua itu. Akhirnya, gue mencoba mendaftarkan diri di kedua sekolah tersebut. Alhasil, gue lulus seleksi di kedua sekolah itu. Setelah gue pikir matang-matang. Gue memutuskan masuk MAN 2 PADANG. Setahun kemudian, gue gagal naik ke kelas 2 di MAN 2 PADANG. gue sudah tahu itu bakalan terjadi. Selain mata pelajarannya yang begitu banyak dan jadwal ekskul yang begitu padat, otak gue cuma sekedar ala kadar saja. Band gue yang di MAN 2 PADANG juga gue bubarkan.

Gue ngulang lagi di SMK N 6 PADANG dengan jurusan “Akomodasi Perhotelan” dan mendirikan band baru. Alhamdulillah, band yang selama ini gue dambakan akhirnya terwujud bahkan lebih hebat lagi dari band lama gue yang di MAN 2 PADANG. Band baru gue bisa memainkan musik di berbagai macam aliran, mulai aliran pop, rock, dangdut, bahkan sampai aliran sesat. Selama gue punya band, kami nggak pernah mengikuti ajang festival band. Maklumlah, gue dan teman-teman seband bersekolah di SMK. Bisa mejeng-mejeng sambil latihan kosong dan latihan di studio aja sudah syukur. Bahkan kami rela puasa Senin-Kamis untuk nabung uang.

Band yang paling gue sukai sejak masuk SMA sampai sekarang yaitu OVJ Sevenfold Avenged Sevenfold. Gue tergila-gila sama band ini waktu gue pertama kali dengar lagu yang judulnya “Dear God”. Malahan, gue sering mencari info-info baru tentang Avenged Sevenfold. Band-band lain dari luar negeri yang gue suka itu kayak My Chemical Romance, Paramore, Totalfat, Black Veil Brides, Greenday, dan Bullet For My Valentine. Gue juga sering searching soundtrack lagu-lagu anime di google.

Kalau soal makanan, gue paling suka dengan yang namanya ayam. Sampai-sampai kepala gue sudah mirip dengan kepala ayam. Mulai dari ayam bakar, ayam kecap, ayam balado, sampai ayam bangkai. Di samping itu, Gue orangnya sangat loyal dengan uang. Setiap kali punya uang banyak, gue pasti bakal beli-beli cemilan untuk disantap di kamar sendirian.

Bagaimana kalau soal pacar, gan? Yah, pertanyaan yang seperti itu pasti sudah timbul di otak kalian. Gue memberanikan diri untuk berhubungan dengan wanita ketika gue duduk di bangku kelas 3 SMP, namanya “Elza”. Tapi, jangan salah sangka dulu, yang suka duluan itu bukan gue, tapi ceweknya. Maklumlah, namanya juga orang ganteng. Nggak perlu naksir cewek pun orang ganteng pastinya sudah ditaksir cewek duluan. Waktu itu, gue mau nembak dia pake pistol. Tapi gue urungkan niat itu bisa-bisa gue bakalan jadi tersangka karena terlibat kasus pembunuhan. Hubungan kami tidak bertahan lama. Dalam waktu tiga bulan semuanya kandas di tengah jalan. Beberapa bulan kemudian, gue mendapatkan pengganti Elza, namanya “Mela”. Dia wanita yang pintar memikat hati gue saat itu. Gue menyatakan isi hati ini cuma lewat SMS.

Tiga bulan setelah itu, gue mutusin dia karena gue takut hubungan gue sama Mela bakal ketahuan sama Nyokap. Tapi, dia masih berusaha ngejar-ngejar gue dengan memakai traktor. Setelah hubungan gue dengan Mela berakhir, gue memutuskan untuk nge-Joker (Jomblo Keren) dulu. Bagi gue, pacaran itu cuma buang-buang waktu. Lebih baik kita menggali potensi diri di masa muda supaya hidup kita lebih terarah.

Yah, gue rasa sudah cukup perkenalannya. Saya Zaky Al-ikhsan Budiman mau pamit dulu. Semoga ke depannya, kita bisa menjadi lebih akrab lagi satu sama lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar