Sudah cukup lama gue nggak ngeposting di blog ini dikarenakan jadwal
kuliah dan tugas yang menumpuk. Gue mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan
ini. Jadi, agar kita bisa menjadi lebih akrab, alangkah indahnya kita saling
mengenal satu sama lain.
Oke, sejak lahir nama yang tertera di akte kelahiran gue adalah:
“Zaky Al-ikhsan Budiman”
Heh, bagus, kan? Kedua orang tua gue mempunyai alasan kenapa gue dikasih
nama seperti itu. Mungkin teman-teman semua bertanya apa arti dari nama gue. Oke,
kita check aja satu per satu.
Zaky = Cerdas
Al-ikhsan = Manusia
Budiman = Berbudi, Bijaksana
Keren, kan? Ya iyalah!
Nama Budiman sendiri diambil dari nama belakang Ayah gue “Hendri Budiman”.
Orang tua gue berharap gue menjadi orang yang sesuai dengan arti nama itu. Jangan
terlalu dipuji nanti hidung gue ngambang satu meter. (nutup lubang hidung).
So, untuk mengenal lebih lanjut, gue bakalan kasih tahu semua tentang diri
gue dan keluarga gue.
Keluarga gue terdiri dari 5 ekor (orang). Ayah, Ibu, dua anak laki-laki
dan satu anak perempuan. Yah, dengan lima anggota, kami masih hidup satu atap
dan bahagia bersama. Dulunya, keluarga gue punya pembantu rumah tangga. gue
nggak ingat jumlahnya berapa karena selalu gonta-ganti gitu. Seingat gue, yang
paling bertahan lama itu 4 tahun, namanya “Kak Eli”. Ketika gue duduk di bangku
kelas 2 SMA Kak Eli menikah dengan laki-laki yang dicintainya dan sudah punya
anak. Sekali setahun Kak Eli beserta suami dan anaknya berkunjung ke rumah gue.
So, di rumah gue nggak ada pembantu lagi. Lagian kalau gue terus-terusan punya
pembantu gue gak bakalan pernah bisa nyetrika sendiri, nyuci sendiri, masak
sendiri, bahkan cebok sendiri. Udahlah yang terakhir itu menjijikkan.
Gue
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Gue lahir di atas kasur salah satu
Rumah Sakit di kota Solok pada tanggal 29 September 1993 dengan ciri-ciri kulit
sawo matang disertai dengan wajah yang punya tahi lalat di pipi kiri plus
tamvan, imut, ngegemesin dan maaaaasih banyak lagi. Ah sudahlah, kalian tengok
aja sendiri. gue jamin buat para cewek sekali ngeliat langsung terpesona sambil
bilang “WAW”.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 11 Desember 1995, lahir lagi
satu jenis spesies makhluk hidup bertipe manusia yang kemudian diberi nama “Oscar
Budiman”. dia lahir dengan kulit berwarna putih. gue malas mendiskripsikan
semuanya nanti adik gue malah jadi lebih eksis. Bye.
Waktu
kecil, kami berdua kakak beradik yang cukup kompak. Itu terlihat dari foto-foto
kenangan masa kecil kami. Dulu, kami sering gelut-gelutan yang ujung-ujungnya
terjadi baku hantam di kedua belah pihak. Kalau itu sudah terjadi, Adik gue
pasti langsung guling-guling di atas kasur dan merengek-rengek. Alhasil, gue
sebagai kakak dituduh sebagai tersangka. Selalu saja gue yang harus ngalah.
Adik gue nggak pernah manggil gue dengan sebutan abang. Tapi, sejak kecil
kami saling memanggil dengan nama panggilan yang unik. Adik gue manggil gue
“Aki” sedangkan, gue manggil Adik gue “OA” bahkan cuma “A” saja. Aneh dan unik
tapi nyata.
Adik gue sangat gampang mabuk. Gue ingat, waktu kecil kami sekeluarga pergi
berlibur ke kota Padang untuk mengunjungi sanak saudara. dia muntah di dalam
mobil travel yang kami tumpangi. Bokap dan Nyokap gue dimarahi sama sopir
travel itu. Sampai sekarang hal itu masih terjadi dan tentunya nggak separah
yang dulu, kalau orang semakin dewasa maka daya tahan tubuh juga semakin
meningkat. Untungnya dia nggak pernah boker di dalam mobil.
Di samping dia gampang mabuk, adik gue juga terkenal nakal dan sombong.
Kakak sepupu gue bilang, hal itu terlihat dari wajahnya. Wajar memang, pasalnya,
waktu SD dia sering dimarahi oleh guru. Karena perbuatannya itu orang tua gue terus-terusan
dipanggil ke sekolah, hal itu terus berlanjut di tiap semester. Kami yang
dulunya kompak sekarang tidak kompak lagi. Itu karena kenakalannya semakin
menjadi-jadi. sampai-sampai dia sudah mulai berani nantangin setiap orang untuk
berantem.
Di masa SMP, kenakalan adik gue semakin parah bahkan dia dijuluki bintang
BK oleh gurunya. Setiap hari, Ada saja tindakan anarkisme yang
dilakukannya mulai dari berkelahi,
malakin orang, sampai tawuran antar pelajar. Gue makin khawatir karena kelakuannya
bahkan gue sampai kepikiran “Kalau dia dibiarin tawuran bisa-bisa dia bakalan
ngebakar orang pake bom molotov”.
Hal itu terus berlanjut sampai duduk di bangku SMA. Gue tahu kalau masa
SMA itu adalah masa dimana anak remaja mencari jati diri dan emosinya lagi
bergejolak. Semasa bersekolah di SMA 2 Padang, Dia sering cabut ketika pelajaran
sedang berlangsung dan sering nggak ngerjain PR. Alhasil, dia tinggal kelas di
bangku kelas X, sama seperti gue. Dia mengulang di sekolah yang sama selama
satu semester. Di semester dua dia
pindah ke SMA Pertiwi 1 Padang.
Seiring dengan bertambahnya umur,
sifatnya yang begitu nakal sudah mulai turun. Selama duduk di bangku sekolah
dengan jurusan IPA, dia tidak pernah mencari masalah di sekolah terkecuali
kalau soal belajar. Sebenarnya Oscar mempunyai otak yang lebih pintar dari gue.
Bisa dibilang, otaknya mewarisi otak Bokap cuma dia lebih suka mengikuti “Moodnya” dalam belajar. Jadi, wajar kalau nilainya terus-terusan
turun. Sekarang, badan adik gue lebih tinggi bahkan lebih berisi beda dengan
gue yang isinya cuma tinggal tulang. Memang, jika adik lebih tinggi dari
kakaknya itu adalah penghinaan bagi sang kakak bahkan sang kakak bisa dianggap
adik dan yang adik dibilang kakak oleh orang-orang.
Setelah tamat SMA, adik gue melanjutkan pendidikannya di Universitas
Telkom Bandung di Fakultas Bisnis Jurusan “Manajemen Bisnis” sama seperti gue
yang sekarang juga kuliah di Program Studi yang berlabel “Manajemen” dan
tinggal di asrama kampus.
Adik ketiga gue namanya “Adinda Amira Sabrina Budiman”. Hmm, namanya emang
kepanjangan. Yah, mau gimana lagi nama belakangnya juga harus diberi
embel-embel nama Bokap. Adinda lahir di Rumah Sakit Selaguri di kota Padang
tanggal 7 Juni 2003. Warna kulitnya sawo matang dan sifatnya agak mirip dengan
anak laki-laki. Semua anggota keluarga memanggil nama Adinda dengan sebutan
Adek. Waktu kecil, Adek punya kebiasaan sering pake kompeng dan baru bisa
bicara waktu umur 1,5 tahun. Dulunya, Adek sangat bersemangat untuk masuk
sekolah karena waktu umur 3 tahun dia sering ngeliat anak-anak TK Mekar Sari
yang terletak di depan rumah gue bersekolah dan main bareng bersama teman-teman
dengan ceria.
Saking semangatnya, Adek nekat pergi ke sekolah tanpa mendaftar terlebih
dahulu dengan bermodalkan baju daster dan tas sekolah. Pada waktu umur 4 tahun,
Nyokap gue mendaftarin Adek untuk masuk TK. Tak sampai satu tahun, Adek keluar
dari TK Mekar Sari karena teman-temannya yang bandel dan sering bikin dia
nangis. Nyokap gue memutuskan untuk mendaftarin dia lagi masuk di sekolah TK
yang berbeda yaitu TK Kartika 1-63. Setelah lulus TK, Adek gue bersekolah di SD
Nurul Ikhlas. Kalau soal belajar, Adinda memang malas sama seperti Abang-abangnya.
Apalagi matematika, setiap belajar matematika pasti otaknya bakalan error
karena kebanyakan masuk virus.
Keluarga Bokap gue berasal dari kota Padang Panjang, anggota keluarga
beliau kini sudah terpisah jauh. Adik laki-laki beliau tinggal di Jakarta
sedangkan Adik perempuan beliau tinggal di Bandung. Gue ingat masa kecil gue
waktu itu gue dikasih PS1 sama Adik perempuan ayah gue. Gue manggil dia tante
Susi. Tante Susi orangnya kaya dan baik banget. Setiap kali bersilaturahim di
hari Raya Idul Fitri gue dikasih THR dengan jumlah yang banyak. Saking
banyaknya, gue terpaksa nyimpan semua uang gue di dalam brankas. Tante Susi
punya dua orang anak. Nama anak laki-lakinya Yudo dan nama anak perempuannya
Nadia.
Karena usia Yudo lebih tua dari gue, gue manggil dia dengan sebutan “Mas”.
Mas Yudo orangnya baik dan supel, dia pernah beliin gue oleh-oleh baju kaos merah
waktu nginap di hotel The Hills Bukittinggi. Malahan Mas Yudo kepikiran untuk
ngasih gue oleh-oleh pesawat tempur tapi gue tolak. Lagian kalau gue dikasih
pesawat tempur gue nggak bakalan ngerti cara makenya terus mau diparkirin
dimana. Rumah gue kan gak ada bandara.
Nadia umurnya lebih kecil dari gue.
Dia manggil gue dengan sebutan Abang. Nadia mempunyai wajah yang cantik dan
juga terkenal pintar di sekolahnya. Yah, bisa dibilang sama pintarnya dengan
Oscar dan sama baiknya dengan Mas Yudo. Dia selalu ngajak gue ngobrol dan main
bareng setiap kali ketemu. Jadi, kalau lo mau ngelamar Nadia, lo harus
berpandai-pandai ngambil hati Nyokapnya.
Kedua orang tua Bokap gue sudah meninggal. Nenek meninggal pada tahun
2001. Itu adalah hal pertama yang gue alami ketika melihat orang di sekitar gue
meninggal. Gue benar-benar nggak bisa menahan air mata ketika nenek yang gue
sayangi harus meninggalkan kami semua. 13 tahun kemudian, sekitar bulan
Februari 2014 Kakek gue pun menyusul Nenek. Beliau meninggal karena penyakit
stroke. Sekarang, Bokap gue bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di kota Padang
Panjang. Beliau berangkat kerja hari Senin jam 6 pagi lalu pulang hari Jumat.
Hal itu beliau lakukan terus-menerus tanpa memperlihatkan rasa lelah dan keluh
kesahnya.
Keluarga Nyokap gue berkampung halaman di Talogondan, salah satu desa yang
terdapat di kota Pariaman. Sebuah kampung yang sangat tersembunyi dan sangat
jauh dari kemajuan teknologi disertai dengan masyarakat yang kurang
berpendidikan. Dari zaman Nyokap lahir sampai zaman canggih dan serba ada ini
masyarakat di sana tetap tidak berubah.
Kalau diperhatikan, desa tersebut masih agak mirip dengan hutan belantara.
Banyak sekali pohon-pohon kelapa yang tumbuh dan disertai lingkungan yang
amburadul. Untungnya Nyokap gue menyelesaikan pendidikannya sampai S2 kalau
nggak, gue juga bakalan terlahir dan terdidik kayak orang-orang bodoh itu. Saudara
ibu gue terdiri dari 8 orang dan Ibu gue adalah anak yang terakhir dan cuma ada
satu orang saudara laki-laki. Sayangnya, saudara laki-laki beliau sudah
meninggal pada tahun 2009 karena kanker. Karena minangkabau terkenal dengan
sistem matrilineal (garis keturunan ibu), gue beserta adik-adik gue berkampung
di kota Pariaman.
Keluarga gue dulunya hidup migrasi di kota Solok selama tujuh tahun. Gue
masuk TK di sana namanya TK Dharmawanita Solok. Gue ingat, keluarga kami selalu
berangkat pagi-pagi dari rumah pake motor dinas Bokap. Waktu itu, Adinda masih
belum terjun ke dunia ini. Setiap pagi, kami berangkat pake motor dinas.
motornya dipaksa langsung naik empat orang. Gue duduk di depan, Bokap gue
ngendarain motor, sedangkan Nyokap gue duduk dibelakang sama Oscar. Gue di
antar ke sekolah sementara Bokap dan Nyokap gue pergi bekerja sedangkan Oscar ikut
dengan Nyokap ke kantor. Setelah tujuh tahun tinggal di sana, kami pindah rumah
ke kota Padang dan sempat bermigrasi sebanyak tiga kali. Dan rumah yang ketiga
ini adalah rumah yang terakhir yang kami tempati, rumah yang dibelikan Kakek
gue sebelum beliau meninggal. Rumahnya mempunyai pekarangan yang luas disertai
dengan rerumputan. Di kota ini, gue menghabiskan masa pendidikan mulai dari SD,
SMP, SMK hingga duduk di Perguruan Tinggi.
Nah,
sekarang gue bakalan ceritain tentang diri gue.
Sebagai
anak pertama yang sampai sekarang ini masih belum bisa bawa motor, gue dulunya
punya kebiasaan menggambar. Waktu kecil, gue sering menggambar pemandangan
alam, mobil-mobil, pesawat, helikopter, menggambar di dinding kamar, WC Umum,
bahkan sampai menggambar karakter-karakter komik yang gue sukai, salah satunya
Naruto. Siapa yang nggak tahu dengan naruto? Naruto adalah salah komik yang
paling terfavorit di dunia Otaku. Pertama kali gue baca tuh komik, sangat
banyak sekali pelajaran yang gue dapat salah satunya tentang arti seorang teman,
gue ngebacanya sampai berulang-ulang dalam satu buku. Karena merasa masih belum
puas, gue terus-terusan beli komik naruto sampai buku yang ke empat puluh.
Seiring berkembangnya teknologi, gue nggak perlu lagi ngeluarin uang untuk beli
komik ke gramedia. Tinggal searching aja di google setiap minggu. Malahan chapternya
sudah lebih jauh dari buku yang gue beli.
Komik
yang gue suka bukan cuma Naruto, gue dulu juga sering baca komik-komik jepang
lainnya seperti doraemon, wan one piece, dragon ball, the pitcher, dan
masih banyak lagi komik yang nggak bisa gue sebutin satu per satu. Setelah
memasuki bangku SMP, gue mulai mencoba membaca buku novel karangan Andrea
Hirata yaitu Laskar Pelangi. Tak butuh waktu lama gue langsung merasa bosan aja
baca novel. Itu karena gue terbiasa membaca buku yang banyak gambar dan nggak
kebanyakan teks.
Ketika gue duduk di bangku SMA, gue coba lagi membaca novel. Novel yang
paling bikin kepala gue selalu bekerja itu adalah “Novel Sherlock Holmes” karangan
Sir Arthur Conan Doyle yang judulnya “Sign Of Four, Misteri Harta Karun Agra.
Ketika gue baca tuh novel gue benar-benar merasa kagum dengan kejeniusan
Sherlock Holmes yang dengan mudahnya memecahkan setiap kasus sulit. Tak heran
memang, buku yang ditulis langsung oleh Dr. John Watson sebagai pelaku utama
orang ketiga ini masih diapresiasi oleh banyak orang sampai zaman sekarang. Setelah
memasuki zaman perkuliahan, gue terus-terusan beli novel sherlock holmes yang
baru. Lalu, gue juga baca novel fiksi lain salah satunya “Assassin Creed”, buku
yang bikin gue benar-benar terhipnotis dan juga bikin gue terbawa dalam dunia
imajinasi.
Gue juga suka memainkan alat musik. Kenapa? Karena musik bikin diri gue
benar-benar hidup. Selain itu, musik juga bisa menghilangkan rasa stress yang
ada di otak. Gue nggak mau hanya menjadi penikmat maupun penonton dalam dunia
musik. Gue juga harus bisa memainkan alat musik. Waktu kelas 4 SD, Nyokap gue
membeli keyboard dari Jakarta. Kedua orang tua gue buta akan musik jadi, gue
belajar otodidak saja. Alhasil, gue bisa memainkan salah satu karya seorang
komposer musik asal Jerman, Fur Elise ciptaan Ludwig van Beethoven. Gue
maininnya berulang-ulang, gue neken tombol keyboardnya pake jari tangan, jari
kaki, bahkan pake lidah. (najis).
Alat musik yang bisa gue mainin bukan cuma keyboard aja. Gue juga bisa
mainin gitar. Gue mulai tertarik belajar gitar waktu SMP. Kenapa tertarik?
Karena gue terinspirasi sama teman-teman
SMP gue yang jago main gitar. Gue minta beliin gitar sama Bokap lalu belajar
secara otodidak dengan membaca buku panduan belajar gitar. Lagu pertama yang
gue pelajari “The Changcuters-I Love You Bibeh”.
Ketika duduk di bangku SMA, gue yang sudah lancar main gitar punya
keinginan untuk bikin band. Selain ingin punya, gue dilema antara 2
pilihan, masuk MAN 2 PADANG atau SMK N 6 PADANG. gue yang ingin punya
pengalaman untuk bermain musik juga berbentur dengan keinginan gue yang ingin
masuk SMK N 6 PADANG dengan jurusan TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) namun,
orang tua gue nggak mengizinkan gue masuk jurusan TKJ. Bokap gue bilang “kamu
boleh masuk sekolah di SMK N 6 PADANG, tapi bukan jurusan TKJ, jurusan yang
harus kamu ambil “ Akomodasi Perhotelan”. gue bingung mau pilih yang mana di
antara kedua itu. Akhirnya, gue mencoba mendaftarkan diri di kedua sekolah
tersebut. Alhasil, gue lulus seleksi di kedua sekolah itu. Setelah gue pikir
matang-matang. Gue memutuskan masuk MAN 2 PADANG. Setahun kemudian, gue gagal
naik ke kelas 2 di MAN 2 PADANG. gue sudah tahu itu bakalan terjadi. Selain
mata pelajarannya yang begitu banyak dan jadwal ekskul yang begitu padat, otak
gue cuma sekedar ala kadar saja. Band gue yang di MAN 2 PADANG juga gue
bubarkan.
Gue ngulang lagi di SMK N 6 PADANG dengan jurusan “Akomodasi Perhotelan”
dan mendirikan band baru. Alhamdulillah, band yang selama ini gue dambakan
akhirnya terwujud bahkan lebih hebat lagi dari band lama gue yang di MAN 2
PADANG. Band baru gue bisa memainkan musik di berbagai macam aliran, mulai aliran
pop, rock, dangdut, bahkan sampai aliran sesat. Selama gue punya band, kami
nggak pernah mengikuti ajang festival band. Maklumlah, gue dan teman-teman
seband bersekolah di SMK. Bisa mejeng-mejeng sambil latihan kosong dan latihan
di studio aja sudah syukur. Bahkan kami rela puasa Senin-Kamis untuk nabung
uang.
Band yang paling gue sukai sejak masuk SMA sampai sekarang yaitu OVJ
Sevenfold Avenged Sevenfold. Gue tergila-gila sama band ini waktu gue
pertama kali dengar lagu yang judulnya “Dear God”. Malahan, gue sering mencari
info-info baru tentang Avenged Sevenfold. Band-band lain dari luar negeri yang
gue suka itu kayak My Chemical Romance, Paramore, Totalfat, Black Veil Brides,
Greenday, dan Bullet For My Valentine. Gue juga sering searching soundtrack
lagu-lagu anime di google.
Kalau soal makanan, gue paling suka dengan yang namanya ayam.
Sampai-sampai kepala gue sudah mirip dengan kepala ayam. Mulai dari ayam bakar,
ayam kecap, ayam balado, sampai ayam bangkai. Di samping itu, Gue orangnya sangat
loyal dengan uang. Setiap kali punya uang banyak, gue pasti bakal beli-beli
cemilan untuk disantap di kamar sendirian.
Bagaimana kalau soal pacar, gan? Yah, pertanyaan yang seperti itu pasti
sudah timbul di otak kalian. Gue memberanikan diri untuk berhubungan dengan
wanita ketika gue duduk di bangku kelas 3 SMP, namanya “Elza”. Tapi, jangan
salah sangka dulu, yang suka duluan itu bukan gue, tapi ceweknya. Maklumlah,
namanya juga orang ganteng. Nggak perlu naksir cewek pun orang ganteng pastinya
sudah ditaksir cewek duluan. Waktu itu, gue mau nembak dia pake pistol. Tapi
gue urungkan niat itu bisa-bisa gue bakalan jadi tersangka karena terlibat
kasus pembunuhan. Hubungan kami tidak bertahan lama. Dalam waktu tiga bulan
semuanya kandas di tengah jalan. Beberapa bulan kemudian, gue mendapatkan
pengganti Elza, namanya “Mela”. Dia wanita yang pintar memikat hati gue saat
itu. Gue menyatakan isi hati ini cuma lewat SMS.
Tiga bulan setelah itu, gue
mutusin dia karena gue takut hubungan gue sama Mela bakal ketahuan sama Nyokap.
Tapi, dia masih berusaha ngejar-ngejar gue dengan memakai traktor. Setelah
hubungan gue dengan Mela berakhir, gue memutuskan untuk nge-Joker (Jomblo
Keren) dulu. Bagi gue, pacaran itu cuma buang-buang waktu. Lebih baik kita
menggali potensi diri di masa muda supaya hidup kita lebih terarah.
Yah, gue rasa sudah cukup perkenalannya. Saya Zaky Al-ikhsan Budiman mau
pamit dulu. Semoga ke depannya, kita bisa menjadi lebih akrab lagi satu sama
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar